📅 15 September 2025 🔥 Musim Hancur yang Dibangkitkan Tuhan (Seorang Pedagang Glodok, 1998)

Kerusuhan Mei 1998 di Jakarta meninggalkan luka mendalam. Toko-toko dijarah, rumah dibakar, banyak keluarga kehilangan harta bahkan orang-orang yang mereka kasihi. Di Glodok, salah satu pusat perdagangan, seorang pedagang Kristen melihat seluruh usahanya lenyap dalam semalam. Tokonya dibakar, barang dagangan hangus, dan ia serta keluarganya harus bersembunyi demi menyelamatkan nyawa.

Dalam musim hancur itu, ia hampir putus asa. Namun, di tengah puing-puing hidupnya, ia berlutut dan berdoa: “Tuhan, Engkau yang memberi, Engkau juga yang mengambil. Tapi aku percaya Engkau tetap setia.”

Ia memulai kembali dengan modal kecil—hanya meja seadanya di pinggir jalan. Perlahan-lahan, usahanya bangkit. Tidak hanya tokonya kembali berdiri, tetapi juga imannya semakin kuat. Kini, setiap kali ia ditanya bagaimana ia bisa bertahan, ia selalu berkata: “Hanya oleh kasih Tuhan aku bisa berdiri lagi.” Musim kehancuran menjadi kesaksian tentang kuasa kebangkitan Kristus di dalam hidupnya.

“Orang benar akan jatuh tujuh kali, namun ia akan bangun kembali.”
— Amsal 24:16a

Saudara, kerugian besar bisa membuat kita merasa hancur. Namun iman yang berakar pada Kristus memberi kekuatan untuk bangkit. Musim runtuh bukanlah akhir. Bersama Tuhan, selalu ada awal baru.

Pertanyaan refleksi:
Apakah saudara masih percaya bahwa Tuhan sanggup membangkitkan saudara dari musim hancur yang saudara alami?

Kalimat kunci:
Musim hancur pedagang Glodok bukan penutup cerita—dari abu kehancuran, Tuhan menumbuhkan kesaksian yang hidup.



 

Stay Connected

To stay up to date on everything happening at GBI Eben Haezer, subscribe to our weekly newsletter.