📅 22 Agustus 2025 🪵 Doa dari Bawah Kolong Rumah

Di sebuah desa di Sulawesi Selatan, seorang anak bernama Rudy sering berdoa di bawah kolong rumah panggung. Ia bukan anak pendeta atau pelayan gereja, tapi ia sering mendengar ibunya berkata, “Kalau kamu takut, berdoalah.” Maka setiap kali ia takut menghadapi ujian, dibully teman, atau saat ayahnya mabuk-mabukan, ia berlari ke kolong rumah, duduk di tanah, dan berdoa dalam hati.

Suatu hari, gurunya menemukan dia di sana dan bertanya, “Apa yang kamu lakukan?” Rudy menjawab, “Saya sedang ngobrol sama Tuhan.” Bertahun-tahun kemudian, Rendy menjadi pengusaha yang berhasil di daerahnya dan melayani perintisan gereja yang menjangkau desa-desa terpencil bersama pendetanya. Ia bersaksi, “Saya belajar berdoa bukan dari mimbar, tapi dari kolong rumah.”

“Tuhan dekat kepada semua orang yang berseru kepada-Nya dalam kebenaran.”
— Mazmur 145:18

Saudara, doa tidak perlu tempat megah. Asal hati tulus, Tuhan hadir bahkan di kolong rumah. Ia mendengar setiap bisikan anak-anak-Nya.

Pertanyaan refleksi:
Di mana tempat sederhana saudara biasa bertemu Tuhan?

Kalimat kunci:
Doa yang tulus dari tempat rendah tetap menjangkau surga yang tinggi.

Stay Connected

To stay up to date on everything happening at GBI Eben Haezer, subscribe to our weekly newsletter.