📅 18 Agustus 2025 🌳 Doa yang Bertumbuh Seiring Waktu

Lina menanam sebuah pohon mangga saat lulus SMA. Ia juga mulai menulis satu permohonan doa dan menguburnya di bawah pohon itu: “Tuhan, pakai aku untuk menjadi saluran kasih-Mu.”

Tahun demi tahun berlalu. Pohonnya tumbuh, tapi hidupnya tidak berjalan mudah. Ia gagal kuliah, kehilangan ayah, dan pernah patah hati. Tapi tiap kali ia merasa putus asa, ia duduk di bawah pohon itu dan berdoa—mengulang kembali janji yang pernah ia buat.

Kini, pohon itu sudah besar dan berbuah. Dan Lina? Ia menjadi pengusaha wanita yang memberkati dan melayani pelayanan misi dan diakonia di gerejanya. Ia berkata, “Saya dan pohon ini sama-sama ditanam dan disiram doa.”

“Segala sesuatu indah pada waktunya.”
— Pengkhotbah 3:11a

Saudara, mungkin doa saudara belum dijawab cepat. Tapi Tuhan tidak pernah lupa benih yang saudara tanam dalam iman. Ia akan menyiram, menumbuhkan, dan suatu hari... menghasilkan buah.

Pertanyaan refleksi:
Doa lama apa yang pernah saudara tinggalkan, tapi Tuhan masih ingat?

Kalimat kunci:
Doa yang ditanam dengan iman akan bertumbuh dalam kasih setia Tuhan.


Stay Connected

To stay up to date on everything happening at GBI Eben Haezer, subscribe to our weekly newsletter.