📅 16 Agustus 2025 🕊️ Doa Seorang Narapidana

Rudi adalah mantan pelaku perampokan bersenjata. Ia dijatuhi hukuman 10 tahun penjara. Di balik jeruji, ia hidup dalam rasa malu, amarah, dan penyesalan. Tapi segalanya berubah saat seorang pendeta penjara setelah ibadah di kapel penjara memberinya selembar traktat bertuliskan: “Doa bisa menembus tembok yang paling tebal.”

Malam itu, untuk pertama kalinya, Rudi berdoa: “Tuhan, jika Engkau masih mau, pakailah hidup saya.” Ia mulai membaca Alkitab dan menulis doa-doa di buku kecil. Ia bahkan mulai mengajak sesama napi untuk berdoa. Sel penjara berubah jadi tempat penyembahan. Rudi tak lagi menunggu bebas untuk mulai hidup baru—ia sudah bebas di dalam roh, karena doa memulihkan hatinya.

Hari ini, setelah bebas, Rudi melayani di pelayanan pembinaan napi dan mantan napi. Ia berkata, “Jeruji bisa menahan tubuh saya, tapi tidak bisa membungkam doa saya.”

“Di manapun dua atau tiga berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku hadir.”
— Matius 18:20

Saudara, tidak ada tempat yang terlalu gelap untuk dijangkau doa. Tuhan hadir bahkan di sel yang paling tertutup, saat satu hati berseru minta pengampunan.

Pertanyaan refleksi:
Apakah saudara percaya bahwa doa saudara tetap didengar meski saudara merasa terkunci oleh masa lalu?

Kalimat kunci:
Doa bisa menembus jeruji besi, karena Tuhan hadir di mana ada hati yang berserah.


Stay Connected

To stay up to date on everything happening at GBI Eben Haezer, subscribe to our weekly newsletter.