📅 13 Agustus 2025 🧘‍♂️ Doa yang Menenangkan Badai Mental

Andreas, seorang pemuda di Bali, diam-diam bergumul dengan depresi. Ia aktif di gereja, tapi hatinya kosong. Ia pernah berpikir dan nyaris bunuh diri di kamarnya. Tapi sebelum itu terjadi, ia membuka Alkitab kecil yang diberikan oleh temannya. Di halaman pertama tertulis: “Tuhan tidak jauh dari orang yang berseru.”

Ia menangis dan mulai berdoa. Doanya tidak teratur. Hanya tangisan. Tapi dari hari ke hari, ia terus datang ke hadapan Tuhan. Sekarang Andreas adalah konselor rohani setelah mengikuti pendidikan di sekolah Alkitab yang membantu anak muda yang bergumul dengan kesehatan mental. Ia berkata, “Saya hidup hari ini karena saya mau berdoa, bahkan ketika saya tidak tahu harus berkata apa.”

“Roh membantu kita dalam kelemahan kita... karena kita tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa, tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita.”
Roma 8:26

Saudara, kadang-kadang, doa bukan tentang kata-kata—tapi keberanian untuk tetap datang. Tuhan mendengar tangisan yang tidak terucap.

Pertanyaan refleksi:
Sudahkah saudara membawa pergumulan jiwa saudara kepada Tuhan dalam doa, meski hanya dengan air mata?

Kalimat kunci:
Doa tak selalu lantang—kadang cukup dengan napas lemah yang tetap berseru.




 

Stay Connected

To stay up to date on everything happening at GBI Eben Haezer, subscribe to our weekly newsletter.