📅 3 Agustus 2025 ⛪ Doa yang Mengubahkan Sebuah Bangsa

đź“… 3 Agustus 2025
⛪ Doa yang Mengubahkan Sebuah Bangsa

Tahun 1904 di kota kecil Loughor, Wales, seorang pemuda sederhana bernama Evan Roberts bangun dari doa malamnya dengan hati yang terbakar. Ia percaya Tuhan sedang mempersiapkan kebangunan rohani besar di negerinya. Ia bukan pendeta ternama, bukan pengkhotbah hebat. Tapi ia punya satu senjata: doa yang tak kenal lelah.

Bersama sekelompok kecil anak muda, Evan mulai mengadakan doa setiap malam. Mereka tidak meminta kemakmuran atau keajaiban—mereka hanya meminta satu hal: “Tuhan, kirimkan Roh-Mu.” Doa-doa mereka menjadi nyala yang menjalar. Dalam hitungan minggu, gereja-gereja penuh tanpa promosi. Orang-orang menangis dalam pertobatan hanya karena mendengar pujian. Pub tutup. Pengadilan sepi karena kejahatan menurun drastis. Semua berawal dari doa yang sungguh-sungguh dari sekelompok orang yang lapar akan hadirat Allah.

“Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya.”
— Efesus 6:18

Saudara, apakah saudara percaya bahwa kota kita, bangsa kita, bahkan gereja kita bisa diubahkan bukan oleh strategi, tapi oleh orang-orang yang bersedia berdoa tanpa pamrih?

Pertanyaan refleksi:
Apakah saudara rindu melihat kebangunan rohani? Maukah saudara mulai dari doa, bukan dari sorotan?

Kalimat kunci:
Kebangunan tidak dimulai dari panggung—tapi dari lutut yang bersujud di tempat tersembunyi.




 

Stay Connected

To stay up to date on everything happening at GBI Eben Haezer, subscribe to our weekly newsletter.