📅 2 Agustus 2025 🛐 Doa Seorang Ibu yang Tak Pernah Menyerah

Selama lebih dari sepuluh tahun, Ibu M., seorang penjual makanan kecil di Manado, berdoa setiap pagi pukul 4 untuk anak laki-lakinya yang terjerat narkoba. Ia menyebut nama anaknya dalam setiap doa, sambil menyeka air mata yang menetes di atas tikar doanya. Anak itu pernah ditangkap polisi, masuk rehabilitasi, bahkan hampir mati karena overdosis. Banyak orang berkata, “Bu, sudah pasrah saja. Dia tidak akan berubah.”

Tapi Ibu M. tidak berhenti. Ia percaya bahwa Tuhan bekerja bahkan ketika tidak kelihatan. Ia menuliskan ayat-ayat Alkitab dan menyelipkannya di bawah bantal anaknya. Ia menolak berseru kepada manusia—dan berseru siang malam kepada Tuhan.

Hingga pada suatu malam ulang tahunnya yang ke-60, saat semua orang sudah pulang dari pesta kecil yang ia adakan di rumah, anaknya pulang dalam keadaan mabuk. Namun ia tiba-tiba jatuh bersimpuh di lantai dan berkata dengan suara gemetar: “Ma, saya lelah. Saya mau pulang... bukan cuma ke rumah, tapi ke Tuhan.”

Hari itu menjadi titik balik. Anak yang hilang pulang, bukan karena paksaan, tetapi karena doa yang tak pernah berhenti menyebut namanya di hadapan Tuhan.

“Mintalah, maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.”
Yohanes 16:24

Saudara, mungkin saudara telah berdoa begitu lama dan merasa lelah. Tapi ingatlah: waktu doa tidak pernah sia-sia. Tuhan sedang bekerja, seringkali di balik layar yang tidak kita lihat.

Pertanyaan refleksi:
Apakah saudara akan tetap berdoa dengan iman, bahkan saat semua tampak mustahil?

Kalimat kunci:
Doa seorang ibu yang setia adalah jembatan tempat anak yang terhilang pulang kepada kasih Bapa.



Stay Connected

To stay up to date on everything happening at GBI Eben Haezer, subscribe to our weekly newsletter.