📅 20 Juli 2025 🕯️ Pemulihan Seorang Ayah yang Terhilang

Pak S., seorang pensiunan sopir truk dari Jawa Timur, pernah menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam minuman keras dan kekerasan rumah tangga. Ia dikenal kasar, jarang pulang, dan gagal membangun hubungan dengan anak-anaknya. Salah satu anaknya bahkan kabur dari rumah di usia muda karena tak tahan dengan kekerasan yang terus berulang.

Namun di usia senja, setelah mengalami stroke ringan dan merasa tak berguna, Pak S. mulai merenung. Di ruang perawatan, ia ditolong oleh seorang perawat Kristen yang sabar dan penuh kasih. Perawat itu berkata, “Pak, hidup belum selesai. Tuhan masih mau jamah Bapak.” Kata-kata itu terus terngiang dalam pikirannya.

Setelah keluar dari rumah sakit, ia mulai pergi ke gereja kecil di dekat rumah. Ia duduk di bangku paling belakang dan menangis setiap kali mendengar lagu pujian. Tuhan menjamah hatinya. Ia bertobat, minta ampun kepada anak-anaknya, dan berjuang memulihkan hubungan yang telah retak puluhan tahun.

Kini, Pak S. memang tak bisa membalikkan waktu, tapi ia hidup dalam damai—menjadi saksi bahwa kasih Tuhan tidak terbatas usia atau sejarah hidup.

“Sebab anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”
— Lukas 19:10

Saudara, tak peduli seberapa lama saudara tersesat, Tuhan tetap mencari dan menanti. Bahkan di masa tua, Ia masih sanggup memperbarui.

Pertanyaan refleksi:
Apakah saudara percaya bahwa belum terlambat untuk berdamai dengan Tuhan dan dengan orang-orang terdekat saudara?

Kalimat kunci:
Tidak ada usia akhir bagi kasih karunia—Tuhan sanggup memulihkan sampai nafas terakhir.



 

Stay Connected

To stay up to date on everything happening at GBI Eben Haezer, subscribe to our weekly newsletter.