📅 13 Juli 2025 🕯️ Dari Teroris Menjadi Saksi Kristus

Tahun 1995, Zakaria Botros—seorang mantan anggota kelompok ekstremis di Mesir—mengalami perubahan hidup yang mengejutkan. Ia dibesarkan dalam lingkungan yang sangat membenci kekristenan. Namun suatu hari, ia menemukan sebuah Alkitab dalam bahasa Arab yang tersembunyi di perpustakaan umum. Karena penasaran, ia mulai membaca, dengan niat untuk membantah isinya. Tapi justru dari situlah, benih iman mulai bertumbuh. Ia menyadari bahwa Yesus yang ia benci adalah Tuhan yang penuh kasih, yang mengampuni bahkan musuh-musuh-Nya di atas kayu salib.

Setelah bertahun-tahun bergumul secara rohani dan intelektual, Zakaria bertobat dan menjadi pengikut Kristus. Akibat keputusannya, ia diburu dan diasingkan dari negaranya sendiri. Namun ia tidak berhenti bersaksi. Ia sekarang dikenal sebagai penginjil yang melayani melalui siaran satelit di Timur Tengah, menjangkau ribuan jiwa.

Perubahan drastis Zakaria mengingatkan kita pada Saulus, penganiaya gereja yang menjadi Paulus—rasul besar yang menulis sebagian besar Perjanjian Baru.

“Tetapi Tuhan berkata kepadanya: ‘Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku.’”
Kisah Para Rasul 9:15a

Saudara, tidak ada latar belakang yang terlalu buruk bagi kasih karunia Tuhan. Jika Tuhan bisa memakai Saulus, Ia bisa memakai siapa pun yang mau menyerah dan percaya.

Pertanyaan refleksi:
Apakah saudara percaya bahwa Tuhan dapat mengubah bahkan bagian tergelap dalam hidup saudara menjadi kesaksian yang penuh terang?

Kalimat kunci:
Tak ada masa lalu yang terlalu gelap untuk dijangkau terang kasih Tuhan.

Stay Connected

To stay up to date on everything happening at GBI Eben Haezer, subscribe to our weekly newsletter.