📅 10 Juli 2025 🌾 Pemulihan di Tengah Keterpurukan

Ibu E., seorang konselor dan pendidik keluarga dari Jakarta, dikenal luas karena pelayanan dan kepeduliannya terhadap kehidupan anak-anak dan orang tua di Indonesia. Namun, di balik keberhasilannya, ia pernah mengalami masa gelap dalam rumah tangganya. Dalam beberapa kesempatan berbagi, Ibu E. mengakui bahwa ia hampir menyerah karena konflik dalam keluarga, luka batin yang mendalam, dan tantangan dalam mengasuh anak-anak. Ia merasa gagal sebagai ibu, sebagai istri, bahkan sebagai pribadi yang beriman.

Namun titik baliknya terjadi ketika ia kembali mencari wajah Tuhan. Ia memperdalam kehidupan rohaninya, kembali membangun mezbah keluarga, dan merendahkan hati di hadapan Tuhan. “Waktu saya berhenti bergantung pada diri sendiri dan mulai bersandar kepada Tuhan,” katanya, “di situlah pemulihan mulai terjadi.” Kini, Ibu E. menjadi saluran berkat bagi banyak keluarga melalui seminar, buku, dan pelayanan konseling rohani.

Kisahnya mencerminkan perjalanan Daud setelah jatuh dalam dosa besar. Ia datang kepada Tuhan bukan dengan pembenaran diri, tapi dengan hati yang remuk.

“Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku! Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh.”
— Mazmur 51:11–12

Saudara, Tuhan tidak mencari orang yang tidak pernah gagal—Dia mencari mereka yang bersedia kembali. Di dalam pertobatan yang sungguh, selalu ada pemulihan yang ajaib.

Pertanyaan refleksi:
Apakah saudara bersedia membuka hati dan memohon pemulihan Tuhan, meskipun saudara merasa hancur?

Kalimat kunci:
Kegagalan bukan akhir dari cerita—di tangan Tuhan, itu adalah awal dari kesaksian.



 

Stay Connected

To stay up to date on everything happening at GBI Eben Haezer, subscribe to our weekly newsletter.