Jumat, 27 Juni 2025– Roh Kudus Menolong Dalam Doa Syafaat

Rees Howells adalah orang biasa dari Wales, tetapi doanya mengguncang dunia. Ia memimpin sebuah sekolah Alkitab yang dikenal karena kekuatan syafaatnya. Selama Perang Dunia II, saat Eropa dilanda ketakutan, Rees dan murid-muridnya menghabiskan berjam-jam bahkan hari-hari dalam doa syafaat untuk bangsa-bangsa.

Mereka tidak hanya mendoakan orang—mereka memikul beban rohani seolah-olah mereka berada di medan perang. Rees tidak akan keluar dari ruang doa sampai ia merasa "beban itu diangkat." Ia percaya, jika Roh Kudus memberi beban, maka Roh Kudus juga akan membawa kemenangan. Ketika pasukan Hitler mulai mengancam Inggris, sekolah mereka berdoa siang malam. Dalam waktu-waktu krusial, kabar datang bahwa invasi gagal, cuaca berubah, strategi musuh hancur.

Howells percaya itu bukan kebetulan—itu hasil dari doa syafaat yang dituntun Roh Kudus. Ia berkata, “Roh Kudus bukan hanya Penolong, Ia adalah pejuang dalam doa. Ketika kita syafaat bersama-Nya, kita ikut dalam pertempuran surgawi.”

Firman:
"Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan."Roma 8:26b

Renungan:
Saudara, saat Roh Kudus memberi beban dalam hati untuk seseorang atau sesuatu, itu bukan sekadar perasaan. Itu adalah undangan untuk masuk ke medan rohani bersama-Nya. Ketika saudara menjawab panggilan itu, surga bekerja.

Refleksi:
Apakah saudara cukup peka untuk mengenali beban doa syafaat dari Roh Kudus?

Kalimat kunci:
“Syafaat sejati adalah ketika Roh Kudus menangis melalui doa-doa saudara.”




Stay Connected

To stay up to date on everything happening at GBI Eben Haezer, subscribe to our weekly newsletter.