Rabu, 25 Juni 2025 – Roh Kudus Membangkitkan Hasrat Berdoa

Leonard Ravenhill bukanlah pengkhotbah biasa. Ia hidup di Inggris pasca-Perang Dunia, masa ketika gereja menjadi dingin dan doa hanya formalitas. Tetapi dalam dirinya menyala api Roh Kudus yang membakar haus akan hadirat Allah. Ravenhill tidak mengejar mimbar, melainkan ruang doa. Ia dikenal bisa menghabiskan berjam-jam dalam doa dan puasa, bukan karena kewajiban, tapi karena Roh Kudus membangkitkan kerinduan yang tak terpadamkan.

Dalam satu momen yang terkenal, seorang pengkhotbah muda datang mengunjunginya. Ketika mereka berbincang, pemuda itu bertanya dengan antusias, “Pak, bagaimana saya bisa memiliki kehidupan doa seperti Anda?” Ravenhill terdiam. Lalu dengan mata tajam, ia berkata lirih, “Kau belum cukup lapar. Kau ingin kuasa tanpa keintiman.” Kalimat itu memotong hati seperti pedang.

Ravenhill mengajarkan bahwa kehidupan doa sejati bukan dibangun oleh disiplin semata, melainkan oleh api Roh Kudus. Ia pernah menulis, “Seseorang bisa berkhotbah tanpa urapan dan tetap membuat orang kagum, tapi tidak seorang pun bisa berdoa dengan urapan tanpa mengguncang surga.” Rumahnya menjadi tempat berlutut para pemimpin besar seperti Keith Green dan David Wilkerson, yang datang bukan untuk belajar teknik, tetapi menangkap api.

Firman:
"Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu..."Efesus 6:18

Renungan:
Saudara, Roh Kudus bukan hanya mendorong saudara untuk berdoa—Ia membangkitkan kerinduan terdalam untuk masuk dalam hadirat Allah. Bila hati mulai dingin, mintalah Roh Kudus menyalakan kembali kerinduan itu. Hasrat doa yang sejati tidak bisa dipaksakan—itu harus dibakar oleh api surgawi.

Refleksi:
Apakah hati saudara masih menyala dalam doa, atau mulai padam dalam rutinitas?

Kalimat kunci:
“Roh Kudus tidak hanya memanggil saudara untuk berdoa—Ia menyalakan kerinduan yang mengobarkan hati.”

Stay Connected

To stay up to date on everything happening at GBI Eben Haezer, subscribe to our weekly newsletter.