📅 17 September 2025 🔥 Musim Doa yang Menyalakan Api (Anak-Anak Muda Semarang)

Awal 1980-an, di sebuah kota Semarang, sekelompok anak muda Kristen biasa mulai berkumpul di rumah-rumah. Mereka bukan hamba Tuhan terkenal, bukan teolog besar—hanya pemuda-pemudi sederhana dengan satu kerinduan: melihat Roh Kudus bekerja di kota mereka.

Setiap malam mereka berdoa bersama, menyembah, dan menangis di hadapan Tuhan. Dari pertemuan kecil itu, api rohani mulai menyala. Kehidupan mereka diubah, semangat penginjilan lahir, dan kegerakan doa menjalar ke banyak jemaat di Semarang. Tidak berhenti di situ, beberapa di antara anak-anak muda ini kemudian dipakai Tuhan menjadi penggerak kebangunan rohani, bukan hanya di Jawa Tengah, tetapi sampai ke berbagai kota di Indonesia.

Apa yang dimulai dari ruang tamu sederhana berubah menjadi gerakan yang melahirkan pemimpin-pemimpin rohani, misionaris, dan penginjil yang melayani hingga ke mancanegara.

“Dan apabila umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga...”
— 2 Tawarikh 7:14

Saudara, musim doa yang kelihatannya sepi dan kecil bisa menjadi titik balik bagi sebuah kota. Doa di ruang tersembunyi mampu mengguncang bangsa. Anak muda Semarang membuktikan bahwa Tuhan mencari hati yang haus, bukan posisi atau popularitas.

Pertanyaan refleksi:
Apakah saudara rindu menjadi bagian dari generasi yang menyalakan api doa dan membawa kebangunan rohani?

Kalimat kunci:
Musim doa tersembunyi di Semarang menyalakan api kebangunan yang menjalar ke seluruh Indonesia.

Stay Connected

To stay up to date on everything happening at GBI Eben Haezer, subscribe to our weekly newsletter.